Rabu, 04 November 2015

wisata ke Benteng Marlborough di Bengkulu




Kota Bengkulu menyimpan sejarah panjang tentang Benteng Marlborough (Inggris:Fort Marlborough) adalah benteng peninggalan yang dibuat oleh Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Konon, benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di MadrasIndia. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi sebuah pelabuhan kapal saat itu yang disebut Pelabuhan Tapak Padri yang tak lain adalah bibir pantai samudera Hindia. Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.
Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia-Belanda tahun 1825-1942, penjajah Indonesia yaitu Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Sejalan berjalannya waktu, pada tahun1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda yang ingin menguasai Indonesia khususnya Bengkulu. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.
saat ini Benteng Marlborough tetap terjaga dan menjadi tujuan wisata baik wisata lokal, Nasional dan Internasional yang pengelolaannya dibawah naungan Departemen Pariwisata. 















Benteng Marlborough dilihat dari udara